Antara abad ke – 16 dan abad ke – 20, beberapa Negara kuat di eropa berusaha untuk mengendalikan seluruh dunia dan semua kekayaannya. Negara- Negara ini disebut dengan kekuatannya yang berhasil untuk mengendalikan sebagian besar Negara amerika, Australia, afrika, dan asia tak terkecuali Indonesia. Tapi tidak peduli seberapa kuatnya Negara- Negara penjajah, ternyata ada beberapa Negara yang dapat menghindari penjajahan dan tetap menjadi Negara yang independen.
1. Nepal
Sejak Nepal di persatukan oleh Raja Prithvi Narayan Shah pada 1744 Masehi, Nepal sudah ada sebagai Negara berdaulat. Walaupun jika secara singkat adalah tanah dibawah perlindungan Britania Raya, tapi Negara ini tidak pernah menjadi koloni inggris, malahan Nepal pernah berperang dan menyerahkan beberapa wilayahnya agar memastikan otonomi yang berkelanjutan dari kekaisaran.
2. Bhutan
Bhutan terletak di pegunungan Himalaya, yang menjadikannya medan sulit untuk diserang. Dari tahun 1771 – 1774, militer inggris bertempur dan mendapatkan kendali atas beberapa yang tidak strategis pada kerjaan Bhutan. Control ini memberi inggris kekuatan untuk melakukan negosiasi. Sebagai imbalan untuk memindahkan pasukan ingris, kerjaan Bhutan pun menyetujuinya dan membayar pemerintahan ingris dengan 6 ekor kuda.
3. Thailand
Thailand sering menggunakan “Tanah Kebebasan” untuk mengekspresikan kebanggan pada kenyataan bahwa Negara ini adalah Negara yang mandiri dan bukan Negara jajahan sejak 1000 tahun lalu. Walaupun ada tekanan yang besar dari kekuatan eropa, Thailand dapat membebaskan diri dari pemerintah colonial dengan meningkatkan pemerintahan yang kuat, malahan mendayagunakan ketegangan antar Negara penjajah seperti Inggris dan Prancis yang mempunyai pengaruh pada seluruh Negara di asia.
4. Tiongkok
Tiongkok, tidak termasuk Hongkong dan Macau, tidak pernah secara resmi menjadi daerah penjajah dari Negara mana pun. Tapi, pada abad ke 19 dan awal ke 20, tiongkok telah melakukan sebuah perjanjuan dengan sebagain besar Negara barat, seperti Jerman, Rusia, Inggris, Jepang, Prancis dan Amerika Serikat yang sebagian besar dianggap tidak menguntungkan tiongkok.
Karena perjanjian ini tidak sesuai terkadang di anggap semi-kolonial, meskipun demikian sebenarnya tidak ada satu pun kekuasan yang pernah melakukan control dengan secara penuh di tiongkok.